Ini yang Perlu Diperhatikan Busui Setelah Sebulan Menjalankan Puasa

Pada dasarnya, ibu menyusui tentu saja boleh saja berpuasa. Bahkan para pakar dan konselor laktasi menegaskan bahwa ibu menyusui yang berpuasa tidak membahayakan kesehatan, baik untuk sang ibu atau pun bayinya. 

Meski ibu menyusui memang boleh berpuasa dan tidak membahayakan, namun kerap timbul berbagai pertanyaan Busui setelah menjalankan ibadah puasa.

1. Bagaimana dengan Kesehatan Ibu dan Bayi

Faktor utama yang perlu diperhatikan tentu saja memastikan kondisi tubuh dalam kondisi sehat. Seperti layaknya orang dewasa yang berpuasa, tentu harus memperhatikan dan mengutamakan kesehatan lebih dulu. Jika sang ibu sakit atau memang anaknya sakit, segera cek ke dokter. Namun jangan khawatir, Secara umum, ibu menyusui yang mampu berpuasa justru bisa mendapatkan banyak manfaat layaknya manfaat yang dirasakan oleh orang dewasa pada umumnya. Manfaat yang dimaksud mulai dari menstabilkan gula darah, meningkatkan imunitas tubuh, bentuk detox bagi tubuh, bahkan puasa dinilai dapat membantu menjaga kesehatan jantung karena berpotensi meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) secara signifikan. Hal ini juga didukung oleh sebuah ulasan dalam Macedonian Journal of Medical.

2. Apakah berpengaruh Bila Usia Bayi Di bawah 6 bulan?

Banyak yang bilang,  Busui masih menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan perlu mempertimbangkan untuk menjalankan puasa. Pasalnya, satu-satunya sumber nutrisi yang didapatkan bayi berusia kurang dari 6 bulan hanya dari ASI eksklusif. Ia pun memiliki frekuensi menyusu yang lebih sering daripada bayi berusia 1 tahun yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI. Terlebih lagi jika memang dalam program mengejar berat badan karena berat badannya bayinya rendah sehingga memang harus mengejar berat badan bagi. Butuh kalori yang lebih banyak lagi, ibu menyusui sebaiknya tidak usah berpuasa dulu.

Pada dasarnya, ketika ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa, tubuh ibu akan secara otomatis menyesuaikan pola metabolisme sehingga tubuh tetap memproduksi ASI dengan kualitas terbaik.

Artinya, ibu menyusui tidak perlu khawatir jika puasa menurunkan kualitas ASI. Percaya atau tidak, dalam kondisi apapun kualitas ASI akan tetap berkualitas

Meski demikian, setelah menjalani sebulan puasa, maka jendela makan akan kembali normal, sehingga Ibu bisa kembali mengejar asupan nutrisi dan terutama mineral yang memang dibutuhkan untuk kesehatan dan daya tahan tubuh. 

Kebutuhan mineral dapat dipenuhi dari sayuran dan buah- buahan. Selain itu, faktor yang tidak kalah penting adalah memilih air minum yang berkualitas. Ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi air yang mengandung mengonsumsi mineral esensial seperti selenium, zat besi, seng, kalsium, dan magnesium. Seluruh kandungan ini bisa dipenuhi dengan mengonsumsi air mineral yang mengandung mineral esensial seperti Le Minerale. Le Minerale diambil dari sumber mata air terpilih, yang telah terseleksi kandungan mineralnya, dan dipastikan seimbang.

Berbeda dengan air mineral lainnya, Le Minerale menjadi sumber nutrisi terbaik dan memiliki lebih banyak manfaat dalam menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan. Rasanya cenderung lebih segar dan terasa manis. Hal ini dikarenakan kandungan mineral alaminya yang kaya. Adanya kandungan bicarbonate yang membuat Le Minerale punya rasa lebih segar. Jadi, tidak hanya membuat tubuh lebih sehat, namun juga bisa merasa lebih fresh dengan minum Le Minerale. 

Selain memastikan asupan cairannya terpenuhi, pola makan yang sehat menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Pastikan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.  Selain itu, usahakan memilih karbohidrat kompleks sehingga bisa membuat kenyang lebih lama, kurangi asupan kafein dan kandungan gula yang tinggi.