Pada dasarnya, jadwal makan setiap setiap individu memang berbeda-beda. Namun pada umumnya di waktu normal, frekuensi makan setidaknya dilakukan 3 kali sehari. Dimulai dari sarapan, makan siang dan makan malam. Namun kondisi ini otomatis akan berubah pada saat menjalankan ibadah puasa.
Waktu makan yang biasanya dilakukan 3 kali dalam sehari, berubah menjadi 2 kali dalam sehari. Saat sahur yang dijalankan pada dini hari dan saat berbuka puasa yang dilakukan saat memasuki waktu Magrib.
Dalam hal ini dr. Milka Inkiriwang selaku Kabid Humas PDUI menegaskan, meskipun waktu makan saat puasa berubah, bukan berarti pola makan yang sehat tidak bisa diterapkan. Kuncinya, perhatikan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi saat sahur ataupun saat berbuka puasa.
Seperti kata pepatah, 'Kamu adalah apa yang kamu makan' yang menekankan pentingnya memerhatikan apa yang dimasukkan ke dalam tubuh. Sebab, makanan bisa menjadi kunci untuk membuat tubuh tetap sehat sekaligus membuat tubuh jatuh sakit.
Hal ini pun ditegaskan dr. Milka Inkiriwang mengatakan “Saat puasa, jendela makan kita bergeser, dari yang tadinya sering makan ketika pagi sampai malam, kini waktu makan sejak buka menuju ke sahur. Nah, dalam rentang waktu tersebut, jangan lupa untuk mengatur pola makan, perhatikan makan dan minuman yang akan diasup,” tegasnya.
Bukan Air Putih Biasa, Pilih Le Minerale
Lebih lanjut, dr. Milka menyarankan saat berbuka puasa diawali minum air mineral. Air mineral yang dimaksud juga tidak sembarangan, pilih air dengan kandungan mineral esensial seperti yang terkandung di dalam Le Minerale.
“Ini kadang memang suka dilupakan, padahal berbuka puasa dengan air mineral yang mengandung mineral esensial bisa membantu menekan asam lambung dalam tubuh dan sekaligus mengembalikan kebugaran tubuh dan mineral tubuh yang hilang selama menjalankan puasa.”
Seperti yang disampaikan dr. Milka Inkiriwang, air yang direkomendasikan memang bukan bukan air putih biasa, melainkan air dengan mineral esensial. Meski wujud air putih dan mineral serupa, tetapi kandungan yang terdapat di dalamnya jelas berbeda.
Air mineral merupakan air yang mengandung mineral, baik alami atau buatan. Le Minerale merupakan minuman yang memiliki kandungan zat mineral esensial yang dibutuhkan tubuh. Komponen zat yang terdapat di dalam Le Minerale pun sangat beragam termasuk zinc (seng), zat besi, kalsium, kalium, magnesium, hingga bicarbonate.
Berbeda dengan air mineral lainnya, cita rasanya Le Minerale terasa sedikit agak manis. Ini menunjukan banyaknya kandungan mineral alami yang terdapat di dalamnya. Adanya kandungan bicarbonate pun membuat Le Minerale punya rasa lebih segar. Jadi, tidak hanya membuat tubuh lebih sehat karena Le Minerele mampu menggantikan mineral tubuh yang hilang saat puasa, Anda pun akan merasa lebih fresh dengan minum Le Minerale.
Tidak bisa dipungkiri, sampai saat ini minuman es dengan kandungan gula yang tinggi kerap masuk di dalam list menu buka puasa. Sebut saja, es buah, es campur, es cendol, atau jenis es lainnya. Memang terlihat menyegarkan, namun kenyataannya kebiasaan berbuka puasa dengan minuman manis sangat berisiko bagi kesehatan tubuh.
“Awali berbuka puasa dengan minum air mineral.Air mineral yang memiliki mineral esensial bisa membantu menekan asam lambung. Mineral esensialnya juga membuat tubuh kembali aktif karena sel darah merah lebih cepat tumbuh sehingga menghasilkan lebih banyak oksigen dan energi,” paparnya.
Setelah diawali dengan minum air mineral esensial, Anda bisa melanjutkan dengan menu berbuka puasa lainnya. Namun, pilihan makanan untuk berbuka puasa ini harus diperhatikan. Hindari makanan yang terlalu pedas maupun asam, jangan terlalu banyak makanan-makanan yang digoreng dan mengandung gula.
Setelah mengawali buka puasa dengan air mineral esensial, dan makan takjil dalam porsi yang secukupnya, Anda bisa melanjutkannya dengan menu makan berat. Untuk makan utama, bisa dilakukan 30 sampai 60 menit setelah buka puasa. Saat makan berat, tidak perlu buru-buru karena bisa mengganggu pencernaan. Terakhir, dr. Milka juga mempersilakan untuk makan berat setelah melakukan ibadah tarawih bagi yang terbiasa melakukannya.